Laman

Senin, 24 Mei 2010

UAS

WELCOME UAS!
AKU BAHAGIA MENYAMBUT KEDATANGANMU, KARENA SETELAH  INI AKU AKAN PULKAM!!!

Sabtu, 08 Mei 2010

Hasil Tugas Proyek

Jika ingin melihat hasil tugas proyek kami, slihkan unduh disini.
Anggota Kelompok;
08-038 Asda Pardosi
09-062 Yuni Asmidar
09-094 Ratna Juwita Rambe

Kamis, 15 April 2010

Taman Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Balita di Semarang

1.1 Latar Belakang
Pendidikan yang di mulai pada masa usia taman kanak-kanak sudah dianggap terlambat saat ini. Menurut hasil penelitian, pada usia empat tahun pertama, separuh kecerdasan manusia sudah mulai terbentuk. Artinya, kalau pada usia tersebut anak tidak mendapat rangsangan atau stimulus yang maksimal, maka potensi otak anak tidak berkembang secara optimal. Secara keseluruhan sampai pada usia delapan tahun 80% kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia empat tahun hingga delapan tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut mencapai 100% pada usia sekitar 18 tahun.
Keluarga sangat berperan dalam memberikan stimulus untuk perkembangan otak anak. Namun fenomena yang kita saksikan sekarang ini berbeda dari yang seharusnya. Percepatan perubahan tatanan social budaya dalam masyarakat modern di tandai dengan bergesernya fungsi dan peran keluarga. Banyaknya wanita yang tidak hanya berperan sebagai pendamping suami dan pengasuh anak dalam keluarga tapi juga sebagai pencari nafkah telah membuktikan adanya pergeseran funghsi dan peran keluarga. Alasanseorang wanita bekerja antara lain adalah factor ekonomi, untuk mengatasi kebosanan dan kesepian dirumah, keinginan untuk bersosialisasi, mengejar karir, status, dll. Data statistic menunjukkan sekitar 52,28% istri bekerja. Hal ini mengakibatkan anak-anak tidak memperoleh kasih sayang secara penuh sehingga kebutuhan dasar anak untuk proses tumbuh kembangnya tidak terpenuhi secara optimal. Mengingat anak-anak tidak hanya sebagai potensi utama bagi masa depan bangsa, cikal bakal penerus bangsa tetapi juga sebagai individu yang diharapkan memiliki daya saing tinggi maka sudah sewajarnyalah kebutuhan anak untuk tumbuh dan berkembang dipenuhi secara maksimal.
Berdasarkan hal tersebutlah dibutuhkan suatu wadah yang dapat menampung anak-anak sekaligus sebagai sarana yang dapat meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak melalui pelayanan pengasuhan dan pendidikan berupa “taman penitipan dan pendidikan anak usia balita”
Taman penitipan dan pendidikan anak usia balita tersebut harus menyediakan layanan perawatan serta pengembangan anak usia balita baik dari segi pengasuhan, pendidikan, gizi maupun kesehatan.

1.2 Tujuan Dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu merencanakan dan merancang taman
Penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang, sebagai fasilitas
Pendidikan, yaitu:
 Pendidikan nonformal, yaitu kelompok bermain (play group) dan taman
Penitipan anak (children day care), serta
 Pendidikan formal bagi anak usia dini yaitu tk, yang sesuai dengan standar
Yang ada dan sesuai dengan kebutuhan sebagai ruang kelas, ruang latihan
Dan ruang pengasuhan anak serta ruang bermain. Taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang yang direncanakan diharapkan dapat memenuhi fungsinya dengan baik sebagai fasilitas pendidikan anak usia balita, fasilitas taman bermain, fasilitas pemantauan kesehatan anak, serta fasilitas pengasuhan dan penitipan anak.
2. Sasaran
Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok (dasar) perencanaan dan perancangan taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan yang berguna sebagai acuan/pedoman dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur.
1 .3 Manfaat
1. Secara subjektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti tugas akhir di jurusan arsitektur universitas diponegoro dan selanjutnya sebagai landasan dan acuan dalam penyusunan laporan program perencanaan dan perancangan arsitektur (lp3a) sebagai bagian dari tugas akhir.
2. Secara objektif
Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi
Mahasiswa yang akan mengajukan proposal tugas akhir maupun mahasiswa
Arsitektur yang lain dan masyarakat umum yang membutuhkan.

1 .4 Ruang Lingkup Pembahasan
1. Ruang lingkup substansial :
Meliputi perencanaan dan perancangan taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang yang termasuk dalam kategori bangunan tunggal, yang berfungsi sebagai fasilitas yang memberikan pelayanan pendidikan formal dan nonformal, yaitu berisi kegiatan anak-anak yang membutuhkan ruang pendidikan, pengembangan kemampuan serta kreativitas anak dan pengasuhan anak. Masalah yang berada di luar lingkup arsitektural akan dibahas secara garis besarnya saja.
2. Ruang lingkup spasial :
Perencanaan dan perancangan taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang meliputi lingkup lokal kawasan kota semarang, propinsi jawa tengah yang terbagi menjadi 10 bagian wilayah kota (bwk).

1 .5 Metoda Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan landasan program
Perencanaan dan perancangan arsitektur (lp3a) yang berkenaan dengan judul
Taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang ini adalah melalui
Metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan dan menjelaskan
Mengenai design determinant (penentuan/syarat desain) dan design requirement
(kebutuhan desain) terhadap perencanaan dan perancangan taman penitipan dan
Pendidikan anak usia balita di semarang. Adapun design requirement dan design
Determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan taman penitipan
Dan pendidikan anak usia balita di semarang diantaranya adalah pemilihan lokasi
Dan tapak serta program ruang.
Berdasarkan design determinant dan design requirement ini nantinya akan
Ditelusuri mengenai data-data yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan
Taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang. Data yang
Terkumpul kemudian akan dianalisa dengan bahan, alat, dan cara penganalisaan
Sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan ini akan didapat
Suatu kesimpulan, batasan, dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan
Dan perancangan taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang.
Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelompokkan kedalam 2 kategori yaitu;
1. Data primer
 Observasi lapangan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui studi kasus di wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang.
 Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan taman penitipan dan pendidikan anak usia balita di semarang.
2. Data sekunder
Diperoleh dari studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai perencanaan dan perancangan bangunan pendidikan dan perawatan untuk anak usia balita.

Perencanaan dan perancangan

1. Pemilihan lokasi dan tapak
Mengumpulkan data yang dibutuhkan, adapun datanya;
 Data primer, data hasil observasi lokasi dan tapak pada wilayah perancangan.
 Data sekunder, data tata guna lahan atau persyaratan bangunan yang dimiliki oleh lokasi perancangan.
2. Program ruang
Mengumpulkan data-data mengenai pelaku ruang, beserta kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan taman penitipan anak usia balita di semarang. Adapun data yang dimaksud;
 Data primer, data hasil observasi dan wawancara tentang jumlah pelaku atau pengguna.
 Data sekunder, data populasi atau jumlah usia balita dan jumlah tempat penitipan anak yang ada di semarang. Data kebutuhan ruang serta ruang yang disyaratkan berdasarkan standar perancangan.

Link ; http://eprints.undip.ac.id/1346/
Tahun ; 28 Oktober 2009


Anggota Kelompok;
09-038 Asda Pardosi
09-062 Yuni Asmidar
09-094 Ratna Juwita Rambe
 

Rabu, 10 Maret 2010

Senyummu… Semangatku… ; Tugas3

Denting kehidupan bergaung sendu,
turut menemani asa yang kian layu,
kala pekat tlah menggantikan biru,
engkau hadir memecah belenggu

Sikapmu membuatku merasa hebat,
senyummu ajarkanku tuk slalu kuat,
meski langit terasa semakin pekat,
namun asa 'kan kugenggam semakin erat

Kau ajarkanku tuk bermimpi,
kau yakinkanku tuk menanti,
walau beribu sepi tetap tak pergi,
tapi 'kan tetap kurengkuh erat jemari

Tetaplah menjadi tanah tempatku berpijak,
tetaplah menjadi tongkat alatku tuk menapak,
biarlah badai 'kan semakin beriak,
ku 'kan tetap kuat tuk terus menanjak

Terima kasih telah hadir dalam hidupku,
terima kasih telah meramaikan sepinya duniaku,
betapa hadirmu banyak menuntun langkahku,
karena kau..inspirasi terbesarku

Kamis, 04 Maret 2010

1. Sejauh mana pengaruh media pembelajaran terhadap hasil berlajar?
Jawab:
Penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan adanya media pembelajaran mempermudah murid menerima dan memahami pelajaran, serta mampu mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa.
Menurut Ibrahim (1982:12) fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain :
• Dapat menghindari terjadinya verbalisme,
• Membangkitkan minat atau motivasi,
• Menarik perhatian,
• Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,
• Mengaktifkan siswa dalam belajar dan
• Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Contohnya, pengunaan media internet dalam belajar. Disini siswa dapat mempergunakan internet sebagai referensi lain untuk mencari berbagai materi tugas yang mereka butuhkan. Intinya media pembelajaran ini memberikan pengaruh penting dalam peningkatan hasil belajar namun tidak bisa dipungkiri bahwa ini bukanlah satu-satunya factor tetapi harus didukung oleh factor lain seperti ketersediaan fasilitas yang mendukung, dan motivasi belajar siswa itu sendiri.
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html
http://re-searchengines.com/0408jelarwin.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/5027

2. Peranan apa saja yang dimainkan oleh teknologi dalam dunia pendidikan?
Jawab:
Teknologi pendidikan dapat diartikan penanganan masalah pendidikan secara sistematis atau penerapan sain untuk memecahkan masalah pendidikan. Teknologi pendidikan bukan semacam audiovisual aids atau alat-alat semacam computer, radio, kaset, dan sebaginya. Teknologi pendidikan menyangkut, berbagai hal perencanaan, implementasi, dan reinovasi belajar, yaitu:
o Perencanaan desain kurikulum untuk alat belajar
o Perencanaan evaluasi kurikulum sebagai alat untuk menilai tujuan dan program pengajaran
o Perencanaan analitis pengalaman-pengalaman belajar
o Implementasi program dan reinovasi belajar dalam situasi yang nyata
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat perana teknologi itu dalam dunia pendidikan.
http://www.docstoc.com/docs/22075757/Makalah-Teknologi-Pendidikan-Berorientasi-Pada-Learner
http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6
http://www.docstoc.com/docs/22159072/PEMANFAATAN-PROSES-PEMBELAJARAN-BERBASIS-TEKNOLOGI-SEBAGAI-UPAYA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/26/sumber-sumber-yang-mempengaruhi-teknologi-pembelajaran/
http://anandasatriamawan.blogspot.com/2009/02/peranan-tik-dalam-5-kawasan-teknologi.html
3. Apa manfaat menerapkan ragam model pembelajaran bagi siswa?
Jawab:
Dengan menerapkan berbagai model pembelajaran saat proses belajar sangatlah memudahkan dan membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh pembimbingnya.penerapan ragam model ini juga bisa membantu siswa dalam mengatasi atau mengurangi. Kebosanannya dalam belajar terutama dalam pelajaran yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Contohnya, saat mempelajari matematika. Tidak mungkin model pembelajaran yang digunakan sama dengan model pembelajaran bahasa. Setiap penggunaan metode pembelajaran itu berbeda untuk setiap kondisi. Setiap model itu punya kelebihan dan kelemahannya.dalam menerapkan suatu model pembelajaran pun tidak boleh monoton, harus bervariasi. Misalnya dalam pelajaran matematika tidak boleh hanya metode ceramah harus ada game nya,pemberian reward dan yang lainnya.
Dengan hal tersebut minat belajar siswa semakin meningkat.
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=1&ved=0CAYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fhassansitam.net%2Ftekpembelajaran.doc&ei=s5iQS-bkIsu9rAf-8v2KCw&usg=AFQjCNFAQ-OzqXQXNYORoLQjZCCFNvi0_w&sig2=uHcw1PztoPvshQhGw7jqVg
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
http://anwarholil.blogspot.com/2009/04/ragam-pembelajaran-kooperatif-kelompok.html

anggota kelompok :
08-038 asda pardosi
09-062 yuni asmidar
09-094 ratna juwita rambe

testimoni :
Kuliah online kali ini cukup mengesankan bagi saya. Karena hal ini merupakan pengalaman yang pertama kali buat saya. Banyak manfaat yang bisa kita ambil dalam pelaksanaan kuliah online ini. Kuliah yang tidak di batasi oleh ruang dan waktu.Cuma kelompok saya terbatas oleh sarana. kami hanya punya satu laptop untuk tiga orang, jadi ruang geraknya lebih terbatas, tapi saya menikmatinya. Saya berharap untuk kuliah online berikutnya saya bisa lebih bersemangat lagi dan mudah-mudahan saya sudah memiliki laptop.

Jumat, 26 Februari 2010

Kamis, 25 Februari 2010

"Generasi Ketiga Pada Perkembangan Teknologi; tugas 2"

Pada era globalisasi seperti saat sekarang ini, teknologi berkembang sangat pesat. Pada semua bidang pekerjaan baik itu industri, kesehatan, pendidikan, semuanya bisa dikerjakan dengan bantuan teknologi. Meskipun, penggunaan teknologi tersebut terlalu maksimal.
Bagai bumi dan langit perbedaan masa kini dengan zaman dahulu. Coba kita bayangkan bagaimana kondisi kakek nenek kita dulu sekolah, atau minimalnya kita tanya mereka bagaimana mereka dulu, jangankan internet, komputer, atau mesin ketik sekalipun, aliran listrik saja masih susah. Sungguh anugrah besar bagi kita, generasi masa kini yang telah dipenuhi dengan segudang fasilitas teknologi, yang akan memberikan manfaat luar biasa jika kita mampu mengoptimalkan penggunaan teknologi tersebut.
Perbedaan yang signifikan juga tidak menutu kemungkinan antara masa kini dengan masa yang akan datang.
Sebagaimana yang telah diprediksikan oleh para pakar teknologi, yang menyatakan bahwa tiba nanti saatnya pada generasi ketiga yakni generasi yang akan datang, perangkat teknologi baru akan berupa ubiquitous computing (santrock:499.)
Ubiquitous computing merupakan suatu generasi komputer baru yang menekankan distribusi komputer kelingkugan. distribusi komputer kelingkungan atau lebih difokuskan, akan lebih diutamakan kelingkungan dibanding kepersonal. perangkat baru ini akan mendominasi lingkungan, bahkan menjadi latar belakang komputer masuk dalam kehidupan manusia, tidak lagi seperti sekarang ini, yang mana manusia berada dalam dunia yang diciptakan komputer, canggih bukan?
Perangkat baru semacam ubiquitous computing ini akan terkoneksi langsung dengan perangat teknologi umum lainnya seperti telepon, dan media elektronik lainnya.
Kita yang berada dibawah ruang lingkup dunia pendidikan mungkin menjadi pihak pertama yang amat diuntungkan dengan adanya ubiquitous computing ini.
Karena perangkat bari ini kecil, portable, mobile, murah akan lebih murah disediakan untuk lebih banyak pelajar. Jika demikian halnya, tidak ada lagi kendala dalam menerapkan sistem pendidikan berbasis dunia cyber yang disebut dengan e-learning.
Sistem pendidikan e-learning akan menggeser sistem pendidikan tradisional (tatap muka), menjadi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Faktanya, sistem pendidikan seperti ini pun sudah dimulai dinegara-negara maju.
Sesuai dengan informasi yang diberikan oleh para ahli, perangkat baru ini akan dipasangkan dengan jaringan murah, dapat membantu murid untuk membawa perangkat informasi personal kelapangan. Untuk membantu mengerjakan suatu tugas dan bisa dibawa pulang, jika sudah demikian halnya, sistem pendidikan e-learning yang tidak dibatasi ruang dan waktu akan bisa dengan mudah diwujudkan dan akan lebih efektif dibanding sistem tatap muka. Kita juga bisa meminimalisir biaya. Jangkauan pembelajaran pun akan semakin luas, interaksi pembelajaran meningkat, materi pelajaran akan lebih mudah disimpan dan disempurnakan.
Jadi, ubiquitous computing ini merupakan perangkat baru yang sangat berperan penting dalam mewujudkan penerapan e-learning.

Referensi buku :
Santrock, J.W.2008. Psikologi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta: Kencana
Munir.2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta

Ratna Juwita Rambe
091301094